Rabu Langit
berasal dari dua suku kata “rabu” dan “langit”. Rabu berarti hari sedangkan
langit berarti pelindung/ atap, jadi rabu langit dari segi bahasa berarti “hari
yang berlindung dibawah langit”. Komunitas yang berdiri sejak tanggal 20
desember 2012 ini sebenarnya disyahkan pada awal januari 2012 tepatnya tanggal
1 januari 2012. komunitas ini didirikan atas dasar pemikiran untuk menjawab
kehausan dalam dunia tulis menulis. [kilas balik] hari itu adalah pertemuanku
dengan seorang bernama Fatih K J di rumahnya. Bukan pertemuan pertama
akan tetapi pertemuan yang sedikit ganjil, bisa dibilang. Sebagian pemikiranku
dengan saudara fatih [panggilan akrab fatih k j] adalah sama dalam konsep
berorganisasi, hal inilah yang kemudian mempertemukan kami dalam sebuah
kesepakatan untuk membentuk sebuah komunitas bernama rabu langit. Hari rabu
menjadi sangat istimewa, sebab hari itu tiga buah peristiwa yang sangat luar
biasa dan ada yang sangat mengganggu pemikiranku, tiga peristiwa itu adalah 1)
terbentuknya komunitas rabu langit sendiri, 2) teman-teman penyair NTB
memanggilku sebagai penyair moge [motor gede] karena memang aku sedikit suka
dengan motor gede dan yang ke tiga meresmikan sebuah bangunan sederhana untuk
dijadikan markas besar.
Sebagai langkah awal pendirian organisasi ini
adalah memberikan perhatian yang serius terhadap perkembangan dunia kepenulisan
sastra di lombok timur dengan mengadakan pendidikan MENULIS GRATIS dan
menerbitkan buku sastra sebagai satu-satunya media sastra yang ada di lombok
timur. Selanjutnya saya bersma fatih berencana mendirikan HALTE SASTRA (taman
baca khusus sastra untuk masyarakat) dalam upaya untuk memberikan penyadaran
tentang pentingnya bersastra khususnya kepada kalangan muda, pemikiran ini
tidak muncul begitu saja, akan tetapi melalui perjuangan dan pertimbangan yang
sangat panjang. Perkembangan dunia sastra di Lombok Timur bisa dibilang sangat
payah dan menyedihkan, tidak seperti diwilayah-wilayah lain, selalu ada
penulis-penulis handal dan media serta wadah untuk mengembangkan diri dalam
dunia kepenulisan. Dalam bahasa lain, komunitas rabu langit memiliki keyakinan
dan tekad untuk memfasilitasi generasi muda selanjutnya sebagai tongkat estapet
untuk perkembangan kesastraan Lombok Timur. Komunitas yang awalnya hanya
berdiri sebab dua pemikiran orang ini yaitu Yogi s. Memeth dan Fatih kudus
jaelani kemudian berkembang sangat pesat dalam waktu singkat, hal inilah yang
kemudian memotifasi kami untuk mencoba memperkenalkan diri kepada media-media
luar yang memiliki kolom sastra agar menjadi motifasi bagi anggota-anggota lainnya.
Komunitas rabu
langit memfokuskan diri dalam dunia tulis menulis terutama sastra dengan
anggota awal dua orang sebagai pendiri yang selanjutnya diikuti baru lima orang
anggota saja. Sebagai tindakan lanjut keseriusan dalam kegiatan berkesastraan
komunitas rabu langit mengadakan kegiatan yang bertajuk “ngeder sastra” yang
bisa ditermahkan dalam bahasa indonesia “mengurasi sampai akar-akar sastra”
pada setiap hari rabu dan segala kegiatan-kegiatan diskusi selalu difokuskan
pada hari rabu, inilah alasan mendasar mengapa komunitas ini bernama “rabu” dan
“langit” sebagai naungan.
Dalam
penerimaan anggota baru, komunitas ini tidak memerlukan formulir, pas fotho
atau apapun yang lumrah digunakan dalam persyaratan untuk masuk sebuah
organisasi. Komunitas ini hanya menerima anggota yang menunjukkan karya mereka
sebagai bukti keseriusan untuk menjadi seorang penulis, adapun mereka yang
ingin masuk tapi belum bisa menulis mereka tetap diterima sebagai anggota akan
tetapi mereka harus mempunyai skill yang dekat dengan dunia kepenulisan,
semisal ahli dalam layout ataupun seorang wartawan dengan maksud agar hasil
kerja dalam komunitas menjadi profesional. Dan yang paling mendasar adalah
siapapun bisa bergabung.
Terima kasih telah berbagi cerpen, saya akan sering berkunjung untuk menyimak cerpen selanjutnya.
BalasHapus