Cari Blog Ini

Rabu, 06 Juni 2012

SEPENGGAL TENTANG KOMUNITAS RABU LANGIT


Rabu Langit berasal dari dua suku kata “rabu” dan “langit”. Rabu berarti hari sedangkan langit berarti pelindung/ atap, jadi rabu langit dari segi bahasa berarti “hari yang berlindung dibawah langit”. Komunitas yang berdiri sejak tanggal 20 desember 2012 ini sebenarnya disyahkan pada awal januari 2012 tepatnya tanggal 1 januari 2012. komunitas ini didirikan atas dasar pemikiran untuk menjawab kehausan dalam dunia tulis menulis. [kilas balik] hari itu adalah pertemuanku dengan seorang bernama Fatih K J di rumahnya. Bukan pertemuan pertama akan tetapi pertemuan yang sedikit ganjil, bisa dibilang. Sebagian pemikiranku dengan saudara fatih [panggilan akrab fatih k j] adalah sama dalam konsep berorganisasi, hal inilah yang kemudian mempertemukan kami dalam sebuah kesepakatan untuk membentuk sebuah komunitas bernama rabu langit. Hari rabu menjadi sangat istimewa, sebab hari itu tiga buah peristiwa yang sangat luar biasa dan ada yang sangat mengganggu pemikiranku, tiga peristiwa itu adalah 1) terbentuknya komunitas rabu langit sendiri, 2) teman-teman penyair NTB memanggilku sebagai penyair moge [motor gede] karena memang aku sedikit suka dengan motor gede dan yang ke tiga meresmikan sebuah bangunan sederhana untuk dijadikan markas besar.
 Sebagai langkah awal pendirian organisasi ini adalah memberikan perhatian yang serius terhadap perkembangan dunia kepenulisan sastra di lombok timur dengan mengadakan pendidikan MENULIS GRATIS dan menerbitkan buku sastra sebagai satu-satunya media sastra yang ada di lombok timur. Selanjutnya saya bersma fatih berencana mendirikan HALTE SASTRA (taman baca khusus sastra untuk masyarakat) dalam upaya untuk memberikan penyadaran tentang pentingnya bersastra khususnya kepada kalangan muda, pemikiran ini tidak muncul begitu saja, akan tetapi melalui perjuangan dan pertimbangan yang sangat panjang. Perkembangan dunia sastra di Lombok Timur bisa dibilang sangat payah dan menyedihkan, tidak seperti diwilayah-wilayah lain, selalu ada penulis-penulis handal dan media serta wadah untuk mengembangkan diri dalam dunia kepenulisan. Dalam bahasa lain, komunitas rabu langit memiliki keyakinan dan tekad untuk memfasilitasi generasi muda selanjutnya sebagai tongkat estapet untuk perkembangan kesastraan Lombok Timur. Komunitas yang awalnya hanya berdiri sebab dua pemikiran orang ini yaitu Yogi s. Memeth dan Fatih kudus jaelani kemudian berkembang sangat pesat dalam waktu singkat, hal inilah yang kemudian memotifasi kami untuk mencoba memperkenalkan diri kepada media-media luar yang memiliki kolom sastra agar menjadi motifasi bagi anggota-anggota lainnya.
Komunitas rabu langit memfokuskan diri dalam dunia tulis menulis terutama sastra dengan anggota awal dua orang sebagai pendiri yang selanjutnya diikuti baru lima orang anggota saja. Sebagai tindakan lanjut keseriusan dalam kegiatan berkesastraan komunitas rabu langit mengadakan kegiatan yang bertajuk “ngeder sastra” yang bisa ditermahkan dalam bahasa indonesia “mengurasi sampai akar-akar sastra” pada setiap hari rabu dan segala kegiatan-kegiatan diskusi selalu difokuskan pada hari rabu, inilah alasan mendasar mengapa komunitas ini bernama “rabu” dan “langit” sebagai naungan.
Dalam penerimaan anggota baru, komunitas ini tidak memerlukan formulir, pas fotho atau apapun yang lumrah digunakan dalam persyaratan untuk masuk sebuah organisasi. Komunitas ini hanya menerima anggota yang menunjukkan karya mereka sebagai bukti keseriusan untuk menjadi seorang penulis, adapun mereka yang ingin masuk tapi belum bisa menulis mereka tetap diterima sebagai anggota akan tetapi mereka harus mempunyai skill yang dekat dengan dunia kepenulisan, semisal ahli dalam layout ataupun seorang wartawan dengan maksud agar hasil kerja dalam komunitas menjadi profesional. Dan yang paling mendasar adalah siapapun bisa bergabung. 

1 komentar:

  1. Terima kasih telah berbagi cerpen, saya akan sering berkunjung untuk menyimak cerpen selanjutnya.

    BalasHapus