Cari Blog Ini

Jumat, 15 Juni 2012

KAPASS #1 01/02/2012


Selayang Komunitas Teater Pelajar (KATAPEL) Lombok Timur

Berawal dari pertemuanku dengan kawan lama “Cak Rur”, begitulah nama akrabnya dipanggil beberapa teman dikampung, orang yang terbilang sangat aktif di dunia berkesenian (teater) ini menggodsaya dengan beberapa pertanyaan tentang kegiatan DK-Lotim (Dewan Kesenian Lotim). Jelas saja saya tidak bisa menjawabnya sebab sampai saat ia bertanya, tidak ada kegiatan berjalan hanya terprogram (seperti para pejabat saja).
Di lain tempat kami bertemu kembali, kali ini dengan jumlah yang lebih banyak, hal tersebut tentu membuat saya berpikir bahwa apa yang akan kami bicarakan akan lebih serius. Tak lama setelah basa-basi pertemuan, ia bercerita tentang beberapa kegiatan kesenian yang dijalankan oleh anak-anak pelajar SMA, saya pun kemudian terdiam merenung dan mencoba mencetuskan sebuah ide bernama Komunitas Teater Pelajar (KATAPEL) yang bermaksud untuk menyatukan semua jenis kesenian di sekolah, tentu saja yang diikuti oleh siswa, dari SD-SMA, hanya saja karena belum ada SD jadi kegiatan ini digabungkan hanya SMP dan SMA. Alhasil, kegiatan tersebut terjadi dengan pentas perdana mereka yang berjudul “reinkarnasi”, sebuah pentas kolaborasi antara musik, puisi dan drama “sebut saja performance art”. Selain perjalanan tersebut. Dalam perkembangannya kemudian, KATAPEL mencoba mendirikan HALTE SASTRA sebagai bukti keseriusan mereka dalam memajukan dunia kesenian yang ada di daerah khususnya lombok timur.
Sebagai langkah selanjutnya, KATAPEL berencana akan menggandeng semua osis di lombok timur untuk menyatukan barisan agar kesenian lebih dihargai dan dilirik oleh orang-orang yang seharusnya memang peduli dengan semua itu, kemudian rencana itu tidak akan berhenti sampai di sini, komunitas berencana untuk mengadakan festival budaya sebagai langkah awal pelestarian budaya, ide ini terlintas dari keyakinan komunitas dan rasa miris akan “anak-anak sasak yang kurang tahu, bahkan tidak tahu tentang budaya mereka sendiri”. Sebagai harapan dari komunitas ini adalah semoga saja kesenian lombok timur berhasil menggantung di dunia sampai semua orang berhasil melihat dan menangkapnya.

| Yogi S. Memeth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar