Cari Blog Ini

Rabu, 06 Juni 2012

CERPENKU: metro riau 05/08/2012


KEMARAU DI MUSIM HUJAN


Cuaca ini terasa dingin sekali, seperti cuaca-cuaca hujan lainnya. Tapi ada yang berbeda dengan hari ini. Rima, perempuan dari seberang kota bercerita tentang diri dan pekerjaannya. pada sebuah pertemuan waktu senja, aku menemukannya sedang bercanda dengan sahabatku di sebuah akun milik kawanku, sesekali mereka berbagi canda dan tawa melepaskan segala penat yang mungkin dari kemarin mendekati mereka. Akupun merasa tergoda dengan keadaan itu, kemudian aku mencoba mengintip siapa sosok Rima yang membuat sahabatku Faqi tertawa begitu lepas sore itu.
Lama aku memperhatikan bagaimana mereka membagi tawa dan bahagia pada suatu senja, akupun memutuskan untuk menulis nama akunnya dalam pencarian pertemanan sembari berharap agar dia menerima pertemananku. Apa yang aku harapkan akhirnya menjadi sebuah kenyataan, diapun menerima permitaanku saat itu juga.
Saat itu, aku melihat beberapa di antara temannya adalah teman dekat yang sekampung denganku, dia adalah Anton, seorang lelaki yang satu hobi denganku. Sebenarnya Anton sendiri sangat lama ingin menemuiku. Maklum saja, ia mengenalku lama, akan tetapi aku tidak mengenalnya. Setelah beberapa peristiwa yang mempertemukanku dengan Anton di sebuah taman kota, rasa penasaran Antonpun ahirnya terjawab pula, hari itu ia bisa melihat bagaimana wajahku, Tono. Begitulah nama yang selama ini selalu disebut-sebut banyak orang dan membuatnya penasaran ingin mengenal sosokku lebih dekat.

***

Satu minggu setelah pertemanku dengan rima, aku merasa sangat nyaman dengannya, ia seperti seorang perempuan yang sangat luar bisa bagiku. Berfikiran dewasa, pintar dan cantik. Sungguh perempuan idaman bagiku. Saat itu, aku mengenalnya sebagai sahabat saja. Tapi, kali ini sangat berbeda setelah tiga minggu mengenalnya. Segala perasaan luka dan sedih seperti kemarau dalam diri menyerang dengan sangat garang dan bermukim lama di dalam jantungku. Namun setelah kedatangannya, membuat segala musim itu menjadi basah, ada perasaan damai yang datang menyelinap dalam pertemuanku dengannya.
Esok harinya, aku mencoba memberanikan diri untuk mengatakan apa yang aku rasakan dalam hatiku tentang dirinya, segala perasaan bercampur aduk. Tapi karena aku tidak bisa membohongi diri, akupun mencoba untuk mengatakan semuanya meski dengan pelan-pelan. “sepertinya, aku merasa nyaman denganmu” ucap tono sambil senyum dalam dalam pesan singkat yang dibuat, “aku sangat senang mengenalmu” balas Rima beberapa saat.
Pertemuan singkat itupun membuat Tono merasa berbunga-bunga, karena perasaan yang dimilikinya ternyata dijawab dengan sebuah harapan. Harapan yang sangat membuat hati Tono yang gersang seperti menemukan musim hujan. Diam-diam pertemuan singkat mereka melalui sebuah media sosialpun membuat mereka saling suka, walaupun keduanya masih malu-malu untuk mengakui perasaan masing-masing.

***

Beberapa bulan saling mengenal, rima kemudian menceritakan tentang sahabat Tono yang menyukainya. Rima benar-benar kalut saat itu, ia menceritakan tentang Anton yang sering mengajaknya untuk berpacaran melalui pesan singkat, handphon anton berbunyi sebagai tanda pesan masuk. Anton membuka dan membaca pesan tersebut, tanpak dahinya berkerut “Kak, coba kakak terka, apa maksud dari pesan ini”, handphonya berbunyi untuk kedua kali “dia mengajakmu menikah”? tanya anton “tidak hanya sampai disana kak, dia sering mendesakku. Katanya dia sangat mencintaiku, dia tidak perduli jika aku mempunyai pacar seperti penjelasan-penjelasanku padanya”. Anton hanya tersenyum membaca pesan yang dikirimkan itu, karena merasa penasaran Rimapun menelpon Anton “sepertinya temanmu itu mulai sinting, setiap malam ia terus mendesakku untuk menikah kak, dan parahnya lagi dia mengajakku cekin” keluh Rima melalui telpon seperti seorang yang sedang bertemu hantu.
Tut-tut-tut (telpon terputus), kemudian sebuah pesan aku kirim “maaf, pulsa adek habis”, “oh ya, gak apa-apa” balasan pesan yang anton kirimkan. Pembicaraanpun selesai malam itu, karen waktu memang juga sudah sangat larut. Maklum, besok pagi. Kedua orang itu akan disibukkan dengan pekerjaan masing-masing, Anton yang tercatat sebagai seorang guru dan Rima sebagai seorang DJ (disk joki).

***
Perkenalan mereka sudah menjelang satu bulan, dan merekapun sepertinya mulai menemukan bibit-bibit cinta yang bersemi. Entah, Anton bermimpi apa sebenarnya semalam, hari itu menjadi hari yang sangaat kacau baginya. Sebuah pesan singkat masuk di ponsel abal-abalnya “kak, dia memaksaku lagi”, “hem, biarkan saja, anjing menggonggong” jawab anton singkat. “tapi aku bingung kak” jawab Rima mendesak, “kau tentang saja, cobalah kau ganti akunmu atau kau ganti kartumu. Toh nanti dia nyadar sendiri”, “udah kak, tapi aku gak mau kehilangan teman-temanku yang lain, apalagi nomerku itu sudah lama aku pakai. Ayolah kak, tolong aku”, “dia itu teman baikku rima, aku tidak tahu apakah dia masih menganggapku sebagai teman baikku”, “aku tahu kak, terimakasih. Aku tidak mau mengecewakanmu, asal kakak tahu, aku mencintaimu kak”, “aku sayang kamu, juga sayang temanku rima, apa tidak ada cara yang lebih bijak untuk menjawabnya?”, “tapi kak”, “…….” (tidak ada jawaban dari Anton) pembicaraan hari itu berhenti sejenak.
Saat itu, Rima mengganti foto profile pada akunnya. “wah, fotomu”, “kenapa kak”, “seksi”, jawab anton. “kakak tidak suka”, “aku boleh liat albummu” jawab anton penasaran, nanti aku komen tentang foto seksi dan tidak seksimu ya”, “iya kak, terima kasih”, “…….” Pesan terputus, beberapa saat di layar notebooknya setelah memberi komen pada sebuah albumnya. “fotomu, seksi. “Mengundang nafsu”, “kalau begitu, aku akan menutup akun itu, semua foto aku akan sembunyikan”, jawab rima pada chat Facebooknya. Obrolan kemudian selesai, selepas itu. Anton bergegas menuju kantornya.
Lima hari setelah obrolan itu, di sebuah kantin tempat anton bekerja. Sebuah pesan singkat di kirimnya “pantas…kau di acak cek in”, “what!!!!”, “terimakasih kak, atas ucapanmu itu”, “aku tidak bermaksud mengatakan hal buruk tentangmu”, “aku kecewa dengan kakak”, “Anton mencoba menjelaskan duduk permasalahannya”, “terimakasih kakak, ku harap kau menemukan wanita lain yang lebih baik dariku”, “aku tidak bermaksud adek, tidak”, “tapi ucapanmu itu”.
Antonpun merasa gerah, karena rima tidak mau mendengar penjelasan Anton tentang maksud pesan singkat itu, Rima yang sudah terserang kemarahan seolah menjadi “babi buba” yang anti dengan penjelasan-penjelasan. Anton terlihat seperti berfikir, merasa ada yang berubah dengan diri rima, seorang perempuan seberang kota yang sangat ia suka. Anton merasa musim hujan yang sedang menghampirinya menjadi kemarau yang lebih ganas dari gurun sahara.
Aku ini seorang DJ, seorang DJ itu menjual musik. Bukan tubuhnya, tulis rima pada status terbaru di akunnya. “lihatlah pakaian yang kau gunakan, itulah yang membuat laki-laki memandangmu dengan sedikit nafsu” jawab anton dalam chatnya menuju rima
Rima sangat ingin mendengarkan satu kata dari Anton lelaki pujaannya itu, tetapi anton tidak pernah tahu apa yang sebenarnya rima inginkan sebab ia tidak pernah mengungkapkan keinginannya itu.
Pada suatu malam, rima menelpon anton. Saat itu sekitar pukul 23: 00, “apa kabar kak” tanya rima dengan suara yang sedikit aneh, “kau flu” tanya anton “ah tidak, aku baik-baik saja. Sudahlah kau tak usah pura-pura perduli denganku” jawab rima cetus “apa maksudmu adek” jawab anton sambil bingung “seharusnya kakak itu tahu apa yang adek inginkan, kakak tau tidak orang kalau berbuat salah harus melakukan apa” jawab rima dengan suara sedikit lirih. Mendengarkan jawaban rima itu, anton merenung dan menjawab dengan pasti “apa”? “kakak menyebalkan, aku tidak seburuk itu kak, aku ini masih seorang yang bisa menjaga harga diri” “adek” potong anton dengan sedikit emosi “dengarkan dulu, sedikitpun aku tidak bermaksud untuk menghinamu, aku hanya komen terhadap poto di Fbmu tetapi dalam waktu yang lain, tidak saat kita sedang membahas poto akan tetapi pada saat yang lain dengan tema yang lain” tutur anton “aku mengerti kak, tapi ucapanmu itu, telah menyanyat hatiku”, “aku tidak pernah bermaksud demikian adek, aku hanya…ah..sudahlah, sebaiknya kita tidak membahas masalah itu lagi” pinta anton, “aku hanya ingin tahu, apa yang orang ucapkan jika melakukan kesalahan kakak”, pembicaraan sempat terhenti sesaat dan anton menjawab “jika memang itu membuat semua masalah selesai, aku mohon maaf. Aku tidak punya maksud apapun selain mencoba mengatakan kepadamu bahwa cara berpakaianmu itu mengundang nafsu, wajar saja jika seorang laki-laki menganggapmu seperti wanita murahan karena kau sendiri mungkin tidak menyadari apa yang kau lakukan. Baiklah maafkan aku adek, aku hanya mencoba memberikan perhatianku kepadamu agar kau tak dianggap perempuan murahan oleh orang lain. Hanya itu” papar anton, saat itu jam sudah sangat larut. Hampir menjelang pagi, “sekarang sebaiknya kakak istirahat saja dulu, esok kita lanjutkan lagi” ajak rima setelah mendengarkan penjelasan dari orang yang paling ia suka.

3 komentar:

  1. cerpen yang bagus.. Semoga terus berkarya. Terima kasih :)

    BalasHapus
  2. kirim cerpen ke metro riau alamat emailnya pa ya kak?

    BalasHapus
  3. thanks bua bung hilmi
    cc: rezthy yoanfa18@yahoo.com. mudahan ga salah

    BalasHapus