KEMARAU DI MUSIM HUJAN
Cuaca ini terasa dingin
sekali, seperti cuaca-cuaca hujan lainnya. Tapi ada yang berbeda dengan hari
ini. Rima, perempuan dari seberang kota bercerita tentang diri dan
pekerjaannya. pada sebuah pertemuan waktu senja, aku menemukannya sedang
bercanda dengan sahabatku di sebuah akun milik kawanku, sesekali mereka berbagi
canda dan tawa melepaskan segala penat yang mungkin dari kemarin mendekati
mereka. Akupun merasa tergoda dengan keadaan itu, kemudian aku mencoba
mengintip siapa sosok Rima yang membuat sahabatku Faqi tertawa begitu lepas
sore itu.
Lama aku memperhatikan bagaimana
mereka membagi tawa dan bahagia pada suatu senja, akupun memutuskan untuk
menulis nama akunnya dalam pencarian pertemanan sembari berharap agar dia
menerima pertemananku. Apa yang aku harapkan akhirnya menjadi sebuah kenyataan,
diapun menerima permitaanku saat itu juga.
Saat itu, aku melihat
beberapa di antara temannya adalah teman dekat yang sekampung denganku, dia
adalah Anton, seorang lelaki yang satu hobi denganku. Sebenarnya Anton sendiri
sangat lama ingin menemuiku. Maklum saja, ia mengenalku lama, akan tetapi aku
tidak mengenalnya. Setelah beberapa peristiwa yang mempertemukanku dengan Anton
di sebuah taman kota, rasa penasaran Antonpun ahirnya terjawab pula, hari itu
ia bisa melihat bagaimana wajahku, Tono. Begitulah nama yang selama ini selalu
disebut-sebut banyak orang dan membuatnya penasaran ingin mengenal sosokku
lebih dekat.
***
Satu minggu setelah
pertemanku dengan rima, aku merasa sangat nyaman dengannya, ia seperti seorang
perempuan yang sangat luar bisa bagiku. Berfikiran dewasa, pintar dan cantik.
Sungguh perempuan idaman bagiku. Saat itu, aku mengenalnya sebagai sahabat
saja. Tapi, kali ini sangat berbeda setelah tiga minggu mengenalnya. Segala
perasaan luka dan sedih seperti kemarau dalam diri menyerang dengan sangat
garang dan bermukim lama di dalam jantungku. Namun setelah kedatangannya,
membuat segala musim itu menjadi basah, ada perasaan damai yang datang
menyelinap dalam pertemuanku dengannya.
Esok harinya, aku mencoba
memberanikan diri untuk mengatakan apa yang aku rasakan dalam hatiku tentang
dirinya, segala perasaan bercampur aduk. Tapi karena aku tidak bisa membohongi
diri, akupun mencoba untuk mengatakan semuanya meski dengan pelan-pelan. “sepertinya,
aku merasa nyaman denganmu” ucap tono sambil senyum dalam dalam pesan singkat
yang dibuat, “aku sangat senang mengenalmu” balas Rima beberapa saat.
Pertemuan singkat itupun
membuat Tono merasa berbunga-bunga, karena perasaan yang dimilikinya ternyata
dijawab dengan sebuah harapan. Harapan yang sangat membuat hati Tono yang
gersang seperti menemukan musim hujan. Diam-diam pertemuan singkat mereka
melalui sebuah media sosialpun membuat mereka saling suka, walaupun keduanya
masih malu-malu untuk mengakui perasaan masing-masing.
***
Beberapa bulan saling
mengenal, rima kemudian menceritakan tentang sahabat Tono yang menyukainya.
Rima benar-benar kalut saat itu, ia menceritakan tentang Anton yang sering
mengajaknya untuk berpacaran melalui pesan singkat, handphon anton berbunyi
sebagai tanda pesan masuk. Anton membuka dan membaca pesan tersebut, tanpak
dahinya berkerut “Kak, coba kakak terka, apa maksud dari pesan ini”, handphonya
berbunyi untuk kedua kali “dia mengajakmu menikah”? tanya anton “tidak hanya
sampai disana kak, dia sering mendesakku. Katanya dia sangat mencintaiku, dia
tidak perduli jika aku mempunyai pacar seperti penjelasan-penjelasanku
padanya”. Anton hanya tersenyum membaca pesan yang dikirimkan itu, karena
merasa penasaran Rimapun menelpon Anton “sepertinya temanmu itu mulai sinting,
setiap malam ia terus mendesakku untuk menikah kak, dan parahnya lagi dia
mengajakku cekin” keluh Rima melalui telpon seperti seorang yang sedang bertemu
hantu.
Tut-tut-tut (telpon
terputus), kemudian sebuah pesan aku kirim “maaf, pulsa adek habis”, “oh ya,
gak apa-apa” balasan pesan yang anton kirimkan. Pembicaraanpun selesai malam
itu, karen waktu memang juga sudah sangat larut. Maklum, besok pagi. Kedua
orang itu akan disibukkan dengan pekerjaan masing-masing, Anton yang tercatat
sebagai seorang guru dan Rima sebagai seorang DJ (disk joki).
***
Perkenalan mereka sudah
menjelang satu bulan, dan merekapun sepertinya mulai menemukan bibit-bibit
cinta yang bersemi. Entah, Anton bermimpi apa sebenarnya semalam, hari itu
menjadi hari yang sangaat kacau baginya. Sebuah pesan singkat masuk di ponsel
abal-abalnya “kak, dia memaksaku lagi”, “hem, biarkan saja, anjing
menggonggong” jawab anton singkat. “tapi aku bingung kak” jawab Rima mendesak,
“kau tentang saja, cobalah kau ganti akunmu atau kau ganti kartumu. Toh nanti
dia nyadar sendiri”, “udah kak, tapi aku gak mau kehilangan teman-temanku yang
lain, apalagi nomerku itu sudah lama aku pakai. Ayolah kak, tolong aku”, “dia
itu teman baikku rima, aku tidak tahu apakah dia masih menganggapku sebagai
teman baikku”, “aku tahu kak, terimakasih. Aku tidak mau mengecewakanmu, asal
kakak tahu, aku mencintaimu kak”, “aku sayang kamu, juga sayang temanku rima,
apa tidak ada cara yang lebih bijak untuk menjawabnya?”, “tapi kak”, “…….”
(tidak ada jawaban dari Anton) pembicaraan hari itu berhenti sejenak.
Saat itu, Rima mengganti
foto profile pada akunnya. “wah, fotomu”, “kenapa kak”, “seksi”, jawab anton.
“kakak tidak suka”, “aku boleh liat albummu” jawab anton penasaran, nanti aku
komen tentang foto seksi dan tidak seksimu ya”, “iya kak, terima kasih”, “…….”
Pesan terputus, beberapa saat di layar notebooknya setelah memberi komen pada
sebuah albumnya. “fotomu, seksi. “Mengundang nafsu”, “kalau begitu, aku akan
menutup akun itu, semua foto aku akan sembunyikan”, jawab rima pada chat
Facebooknya. Obrolan kemudian selesai, selepas itu. Anton bergegas menuju
kantornya.
Lima hari setelah obrolan
itu, di sebuah kantin tempat anton bekerja. Sebuah pesan singkat di kirimnya
“pantas…kau di acak cek in”, “what!!!!”, “terimakasih kak, atas ucapanmu itu”,
“aku tidak bermaksud mengatakan hal buruk tentangmu”, “aku kecewa dengan
kakak”, “Anton mencoba menjelaskan duduk permasalahannya”, “terimakasih kakak,
ku harap kau menemukan wanita lain yang lebih baik dariku”, “aku tidak
bermaksud adek, tidak”, “tapi ucapanmu itu”.
Antonpun merasa gerah,
karena rima tidak mau mendengar penjelasan Anton tentang maksud pesan singkat
itu, Rima yang sudah terserang kemarahan seolah menjadi “babi buba” yang anti
dengan penjelasan-penjelasan. Anton terlihat seperti berfikir, merasa ada yang
berubah dengan diri rima, seorang perempuan seberang kota yang sangat ia suka.
Anton merasa musim hujan yang sedang menghampirinya menjadi kemarau yang lebih
ganas dari gurun sahara.
Aku ini seorang DJ, seorang
DJ itu menjual musik. Bukan tubuhnya, tulis rima pada status terbaru di akunnya.
“lihatlah pakaian yang kau gunakan, itulah yang membuat laki-laki memandangmu
dengan sedikit nafsu” jawab anton dalam chatnya menuju rima
Rima sangat ingin
mendengarkan satu kata dari Anton lelaki pujaannya itu, tetapi anton tidak
pernah tahu apa yang sebenarnya rima inginkan sebab ia tidak pernah
mengungkapkan keinginannya itu.
Pada suatu malam, rima
menelpon anton. Saat itu sekitar pukul 23: 00, “apa kabar kak” tanya rima
dengan suara yang sedikit aneh, “kau flu” tanya anton “ah tidak, aku baik-baik
saja. Sudahlah kau tak usah pura-pura perduli denganku” jawab rima cetus “apa
maksudmu adek” jawab anton sambil bingung “seharusnya kakak itu tahu apa yang
adek inginkan, kakak tau tidak orang kalau berbuat salah harus melakukan apa”
jawab rima dengan suara sedikit lirih. Mendengarkan jawaban rima itu, anton
merenung dan menjawab dengan pasti “apa”? “kakak menyebalkan, aku tidak seburuk
itu kak, aku ini masih seorang yang bisa menjaga harga diri” “adek” potong
anton dengan sedikit emosi “dengarkan dulu, sedikitpun aku tidak bermaksud
untuk menghinamu, aku hanya komen terhadap poto di Fbmu tetapi dalam waktu yang
lain, tidak saat kita sedang membahas poto akan tetapi pada saat yang lain
dengan tema yang lain” tutur anton “aku mengerti kak, tapi ucapanmu itu, telah
menyanyat hatiku”, “aku tidak pernah bermaksud demikian adek, aku
hanya…ah..sudahlah, sebaiknya kita tidak membahas masalah itu lagi” pinta
anton, “aku hanya ingin tahu, apa yang orang ucapkan jika melakukan kesalahan
kakak”, pembicaraan sempat terhenti sesaat dan anton menjawab “jika memang itu
membuat semua masalah selesai, aku mohon maaf. Aku tidak punya maksud apapun
selain mencoba mengatakan kepadamu bahwa cara berpakaianmu itu mengundang
nafsu, wajar saja jika seorang laki-laki menganggapmu seperti wanita murahan
karena kau sendiri mungkin tidak menyadari apa yang kau lakukan. Baiklah
maafkan aku adek, aku hanya mencoba memberikan perhatianku kepadamu agar kau
tak dianggap perempuan murahan oleh orang lain. Hanya itu” papar anton, saat
itu jam sudah sangat larut. Hampir menjelang pagi, “sekarang sebaiknya kakak
istirahat saja dulu, esok kita lanjutkan lagi” ajak rima setelah mendengarkan
penjelasan dari orang yang paling ia suka.
cerpen yang bagus.. Semoga terus berkarya. Terima kasih :)
BalasHapuskirim cerpen ke metro riau alamat emailnya pa ya kak?
BalasHapusthanks bua bung hilmi
BalasHapuscc: rezthy yoanfa18@yahoo.com. mudahan ga salah