Sebelumnya,
selamat untuk para pemenang. Ini bukan karena keinginan untuk mendapatkan
juara, akan tetapi sekedar meluruskan agar pembaca tahu kenyataan yang
sesungguhnya.
Sebelum
acara nonton bareng
Ada
apa dengan lomba film di musium negeri provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang
di motori oleh STMIK Bumi Gora NTB?
Begitulah
pertanyaan yang mengganggu fikiran saya, menurut surat disposisi yang telah di
tanda tangani oleh kepala sekolah yaitu 07 januari 2014. Surat tersebut di
kirim oleh Dinas Kebudayaan dan pariwisata provinsi nusa tenggara barat
tertanggal 24 desember 2013-20 januari 2014 (menurut juklak-juknis), tidak ada
yang salah dengan surat itu. Akan tetapi menjelang 1 (satu) minggu hari puncak
lomba yaitu 20 januari 2014 (sekali lagi menurut juklak-juknis) saya tidak
pernah membaca petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis (juklak-juknis) karena
memang tidak di lampirkan berdasarkan surat undangan.
Beberapa
saat kemudian, saya menghubungi nomor telephon cellular (phoncell) yang
terdapat dalam brosur dengan inisial “B” untuk meminta agar di kirimkan
juklak-juknis, supaya mengerti tentang Durasi, Tema, dan segala sesuatu yang
menyangkut lomba. Karena memang demikianlah Juklak-juknis di buat agar semua
peserta tidak memiliki kebingungan dengan lomba yang akan di ikutinya.
Berdasarkan
email (surat elektronik) yang saya terima dalam email pribadi, tertanggal 16
januari 2014 yang artinya, saya belum juga mengerti tentang banyak hal dalam
lomba tersebut. Jika di hitung dari tanggal yang sudah ditentukan yaitu 20
januari 2014 dengan tanggal 16 januari 2014 maka waktu yang saya miliki untuk membaca
juklak-juknis adalah 4 (empat) hari.
Suatu
hari tepatnya tanggal 18 januari 2014 (kalau tidak salah ingat), saya kemudian
menerima telephon dari seorang panitian dengan nomor 087xxxxxxx42 memberikan
informasi bahwa, batas pengumpulan karya adalah bukan tanggal 20 januari 2014,
melainkan tanggal 19 januari 2014. Jelas saya sangat terkejut, karena film saya
buat baru saja selesai di ambil (shoting) pada tanggal 18, yang artinya saya
hanya memiliki waktu hanya satu hari proses edit. Ini mungkin bukan kesalahan
dari panitia, akan tetapi kesalahan saya kenapa harus tidak mengambil gambar
sebelum tanggal itu. Karena menurut panitia dengan nomer 0xxxx666xxxx
mengatakan “mengapa bapak tidak bertanya kepada panitia”, jika saya kembali
bertanya kepada panitia. “mengapa tidak ada konfirmasi sebelumnya dari panitia?,
jika melihat kronologi dari surat masuk” maka pertanyaannya adalah, ada apa
dengan lomba film ini?
Tidak
hanya itu, ada 1 (satu) item yang membuat saya sangat merasa tergelitik dalam
nominasi lomba dari 3 (tiga) item, item tersebut adalah: penyutradaraan
terbaik, film terfavorit pilihan penonton dan terahir adalah film pendek
terbaik. item terlucu yaitu: item kedua “Film terfavorit pilihan penonton”,
yang menurut asumsi saya adalah, se-jelek apapun film tersebut menurut disiplin
per-filman baik dari konsep dramatisasi, editing, naskah atau skenario, jika
bagi penonton itu bagus, maka secara otomatis ia akan menjadi pemenang. Selanjutnya,
pemutaran film tersebut berada di museum negeri Provinsi pada pukul 19:00-22:00
wita.
Mungkin
bagi sebagian orang, bahwa film yang baik adalah yang disukai/ mengena di hati
penonton. Saya sangat sepakat dengan teori ini, tapi apakah sudah menjamin jika
film tersebut benar-benar “bagus” bagaimana kalau film tersebut di buat oleh
anak provinsi? Apakah mereka yang memiliki “gengsi” di kalahkan oleh kabupaten
akan mengatakan film kabupaten semisal Lombok Tengah atau Lombok Timur masih
kalah bagus dengan film buatan anak-anak provinsi
Maka
pertanyaan saya adalah:
1.
Mengapa film tersebut “harus di putar di museum provinsi”?
2.
Mengapa pemutaran tersebut harus 19:00-22:00
wita?
3.
Mengapa tidak pagi hari atau siang hingga sore
hari?
4.
Mengapa tidak di putar di Lombok tengah atau
Lombok timur?
Jika
pertanyaan ini di ajukan kepada saya, maka saya akan menjawab pertanyaan
pertama dengan mengatakan “bahwa provinsi masih takut di kalahkan oleh
kabupaten dalam lomba ini” selanjutnya pertanyaan ke 2 (dua) sampai 4 (empat) saya
akan jawab, bahwa “panitia memang sengaja”, karena pada jam tersebut akan
jarang di hadiri oleh orang-orang semisal Lombok Tengah apalagi Lombok Timur
yang berada di kejauhan.
Permasalahannya
tidak hanya pada jarak tempuh, melainkan pada ke-tidak “pedulian” panitia bahwa
di Lombok Timur, untuk mendapatkan izin keluar malam terutama bagi anak
gadisnya masih sangat kental, kemudian ketidak mungkinan sekolah akan
menghadirkan ratusan siswanya dengan menggunakan mobil jenis mini bus sampai 4
atau 5 unit yang barang tentu menghabiskan anggaran besar.
Maka
bagi saya, jika melihat dengan teliti permasalahan ini yang dihubungkan dengan
waktu pemutaran, maka panitia terkesan “sengaja” dan melakukan “kecurangan”
dalam pengadaan lomba, di tambah lagi dengan durasi antara surat masuk dengan
perubahannya tanpa melalui konfirmasi setidak-tidaknya 4-3 (hari) setelah surat
masuk, itupun sangat terlalu cepat bagi sebuah produksi film. Maka prasangka
saya adalah “panitia bukanlah orang yang memiliki disiplin ilmu film” entalah
Tidak
hanya sampai di situ, maka pertanyaan yang sangat masuk akal di ajukan adalah
“apakah provinsi bisa mendapat film terfavorit bagi penonton, jika pemutarannya
berada di Lombok Timur terutama di tempat saya”? maka jawabannya adalah “belum
tentu atau bahkan tidak sama sekali” karena permasalahan “gengsi” di kalahkan
oleh provinsi
Permasalahan
ini pernah saya pertanyakan kepada seorang panitian melalui nomer phoncell 087xxxxxxx42,
akan tetapi sampai saat penulis menyelesaikan tulisan ini, nomer tersebut tidak
juga menjawab.
Setelah
acara nonton bareng
Sebelum
membahas permasalahan ini, terlebih dahulu saya terangkan bahwa nomer ponsel
087xxxxxxx42 mengirimkan pesan singkat (SMS) ke nomer saya tepat tanggal 21
januari 2014 yang berisikan undangan untuk mendatangkan sebanyak-banyaknya
penonton untuk mendukung sekolah masing-masing, tidak cukup dengan SMS, nomer
tersebut yang sampai saat ini saya tidak mau tau nama pemiliknya menelphon saya
pada saat Proses Belajar Mengajar (PBM) berlangsung tentang prihal yang sama.
Al hasil, sayapun mengundang banyak siswa melalui akun Facebook saya dengan
meng-upload foto poster film karya Lombok Timur.
Tepat
pukul 17:00 wita, kami berangkat dari Lombok Timur menuju musium. Sesampai di
musium, kami di minta untuk mengisi registrasi (buku tamu), dalam buku tersebut
oleh panitia di pisahkan antara pemain, crew, pembina, pendukung dan umum. Asumsi
awal saya mengatakan, “ini membuktikan adanya keinginan panitia agar gampang
membedakan sekiranya film mana yang akan menjadi favorit penonton dengan jumlah
pendukung terbanyak”. Namun setelah pemuturan 10 (sepuluh) film yang dintakan
terpilih oleh panitia, saya mencoba mempertanyakan tentang film favorit versi
penonton, karena setelah film masing-masing penonton di putar, sebagian
penontonpun beranjak pulang. Saya bertanya kepada panitia “apakah vout penonton
batal” panitia yang saya tidak sempat menanyakan namanya itu berkata “oh, tidak
ada…kenapa anda mau pulang?” “iya, kami dari lombok timur, itu jauh mas, besok
pagi siswa saya harus sekolah” panitia bilang “setelah pemutaran film ini akan
ada diskusi tentang film”. Sayapun menjadi bingung bercampur heran, karena
jelas-jelas di undangan baik dalam brosur, juklak-juknis, SMS dan telphon
panitia mengatakan akan ada film vout dari penonton, akan tetapi DI BATALKAN (bahasa
saya) begitu saja tanpa ada penjelasan yang pasti mengapa itu di batalkan, yang
artinya bahwa: kreteria “film favorit penonton” pada item ke 2 dari 3 kriteria
yang akan mendapatkan nominasi telah di batalkan tanpa ada konfirmasi. Maka
pertanyaannya adalah, “Ada apa dengan panitia”? sungguh sebuah hasil kerja yang
tidak “beres” sangat terasa
Kepada
seorang panitia dengan nomer 087xxxxxxx42 yang ahirnya saya kenal sebagai “L.Z”
saya mengirimkan pesan singkat setelah memastikan bahwa saya tidak dapat
menghadiri undangan pengumuman tanggal 23 januari 2014 seperti smsnya, tepat
pukul 11 (entah lewat berapa menit, saya kurang perhatikan) saya mempertanyakan
tentang hasil lomba kepada nomer tersebut.
“bagaimana
hasilnya”? nomer yang saya kirimi pesan tersebut membalas (replay) dengan
menggunakan nomer berbeda 085xxxxxx65 mengirim jawaban “MUFIFEST. Trimakasi
atas partisipasi rekan” sineas dalam Museum Film Festival 2014. Mari tumbu
kembangkan bersama audio visual d NTB. Film terbaik: Mesaji, Cinematography
terbaik: cerita kain Ide cerita terbaik: dong ayo ke museum. Terima kasih” (isi
pesan tidak di rubah sedikitpun dari aslinya, baik titik ataupun tanda baca
lainnya). Karena masih merasa bingung, saya kembali bertanya kepada nomer
tersebut tentang kriteria “kriterianya mas”? nomer tersebut membalas “semua.
Umum mhs plajar”. Saya sangat bingung dengan jawaban ini, sayapun kembali
bertanya “maksudnya yang 3 (tiga) judul itu ya sekaligus plajar, mhs dan umum
begitu”?
Dalam
juklak-juknis yang saya terima, ada tiga peserta dalam lomba ini: pelajar,
mahasiswa dan umum.. entah karena kesalahan saya yang mengartikan bahwa dari
yang tiga kalangan ini akan memperebutkan kelas yang berbeda, yaitu: pelajar
akan bersaing sesama pelajarnya, mahasiswa akan bersaing dengan mahasiswanya,
begitu pula dengan tingkat umumnya. Akan tetapi, sekali lagi saya keliru
memahami konsep panitia yang tidak pernah dijelaskan dalam apapun bahwa yang 3
kriteria ini akan bertarung dalam kelas yang sama: yaitu umum melawan pelajar
dan mahasiswa dan sebaliknya. Jika setelah membaca kiriman SMS panitia yang
berbunyi “yang terbaiknya pelajar dr SMA 2 selong. Cinemato dr mahasiswa. Ide
cerita dr mahasiswa unram” entah, apakah pemahan saya terhadap pesan singkat
ini masih keliru atau hampir sama. Jika memang lomba ini untuk umum mengapa
harus menggunakan nama pelajar dan mahasiswa? Atau jika memang lomba ini ini
untuk tingkat umum, pelajar dan mahasiswa. Mengapa nominasinya bukan pelajar ya
pelajar, umum ya umum dan mahasiswa ya mahasiswa? Ini bukanlah turut campur
terhadap kehibijakan panitia, akan tetapi menjadi suatu yang aneh, jika lomba
tingkat SMA di samakan dengan tingkat perguruan tinggi apalagi akan masuk ke
umum? Entahlah. Ada yang tidak beres dengan lomba ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar